Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah telah mengalami proses panjang, salah satunya adalah karena ada pengelolaan pengetahuan atau knowledge management yang sudah dilakukan sejak lama, termasuk melalui Suara Aisyiyah sejak tahun 1926. Karenanya, mendokumentasikan pengalaman TB Care ‘Aisyiyah yang telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun menjadi hal penting.

Hal itu disampaikan Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, dalam sambutannya pada kegiatan launching atau peluncuran perdana Buku Seri Knowledge Management Community TB Care ‘Aisyiyah, MENEMUKAN, MENDAMPINGI, MEMBERDAYAKAN: Peran TB Care ‘Aisyiyah dalam Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia, pada Ahad (17/11) di Kampus Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

“Melalui program yang panjang dan yang memiliki banyak pengalaman ini, pengetahuan yang ada di dalamnya harus ditularkan dan disebarluaskan, kaitannya dengan dakwah ‘Aisyiyah melalui eliminasi TB ini. Dakwah melalui Eliminasi TB juga harus ditujukan kepada kelompok milenial,” jelas Noordjannah.

Sementara untuk pengelolaan program yang dilakukan sejak tahun 2003, Ibu Noordjanah menekankan pentingnya kemitraan untuk konsolidasi organisasi dan perlunya kemitraan yang setara, baik dengan Pemerintah maupun bantuan luar negeri.

Peluncuran Buku Seri tersebut menandai lima belas tahun perjalanan ‘Aisyiyah dalam program penanggulangan TBC yang dilakukan melalui Principal Recipients Tuberculosis atau PR TB ‘Aisyiyah. PR TB ‘Aisyiyah adalah program di bawah organisasi Aisyiyah yang fokus dalam upaya penanggulangan TBC berbasis komunitas.

‘Aisyiyah telah mendapat kepercayaan menjalankan program sejak tahun 2003sebagai Implementing Unit (IU) dari Kementerian Kesehatan hingga menjadi Principal Recipient (PR) atau Penerima Hibah Utama program TBC-HIV Care pada Round New Implementing ProgramThe Global Fund (NIP tahun 2018-2020).

Sementara itu, Dewan Pembina PR TB Aisyiyah, Siti Aisyah, Program TB Care ‘Aisyiyah merupakan jihad al-muwajjahah, salah satu wujud dari strategi gerakan pencerahan. Jihadnya adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk bisa mengentaskan mereka yang menderita sakit sampai mereka sehat dan memberdayakan agar mereka bisa menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan berkemajuan, serta dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya.

“4 Seri buku yang memaparkan perjalanan panjang dan inspiratif yang dilakukan baik secara kelembagaan maupun oleh kader dalam melayani, mengenalkan ‘Aisyiyah, bertemu dengan masyarakat di tingkat grassroot, harapannya masyarakat lebih mengenal ‘Aisyiyah,” pungkasnya.

Seperti dikutip dari laporan WHO, Indonesia saat ini berada di urutan ke-tiga tebesar di dunia untuk TBC. Diperkirakan saat ini, ada 842.000 penderita TBC di Indonesia dan setiap harinya ada 300 orang meninggal akibat TBC (WHO, 2018). Penyakit TBC bukanlah masalah kesehatan semata. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi penularan dan kesembuhan pasien TBC, terutama faktor sosial dan ekonomi. Karenanya, peran dan keterlibatan semua pihak, termasuk Kementerian, Lembaga dan organisasi masyarakat dan keagamaan mutlak diperlukan.

Dalam rangkaian acara, peluncuran Buku Seri yang dilakukan bersamaan dengan Tanwir II ‘Aisyiyah dan Educational Expo Satu Abad TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA). Prosesi acara diawali dengan Pembukaan selubung kain, penandatanganan secara resmi cover buku oleh Ketua Umum PP Aisyiyah didampingi jajaran Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dewan Pembina, Management Advisor, Authorized Signatory dan Program Manager PR TB ‘Aisyiyah. Dilanjutkan dengan penyerahan Buku Seri kepada Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) yang menjalankan program TBC dan diakhiri dengan pelepasan balon ke udara yang menggambarkan bahwa Buku Seri ini dapat menjadi pembelajaran positif untuk semua orang.

Repost: www.muhammadiyah.or.id